Minggu, 30 Januari 2011

7 Jemaat Allah dalam Kitab Wahyu



Wahyu 1:3 
“Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.”


Di sini, ditegaskan bahwa berbahagialah mereka yang: membacakan, mendengarkan dan menuruti apa yang ada di dalamnya. Mengapa di dalam Wahyu 1:3 ini dikatakan berbahagialah orang yang membacakan, mendengarkan dan menuruti apa yang terdapat di dalamnya? Karena waktu penggenapannya sudah dekat. Apa yang tertulis di dalam Kitab Wahyu akan segera digenapi/terjadi. Dalam ayat ini, digunakan kata berbahagialah (makarioi)…. Kata ini sama dengan kata yang digunakan oleh Tuhan Yesus dalam Matius 5 mengenai 10 ucapan berbahagia yang diucapkan pada saat Ia berkhotbah di atas bukit. Berbahagialah mereka yang miskin di hadapan Allah, berbahagialah mereka yang lemah lembut, berbahagialah mereka yang membawa damai, berbahagialah mereka yang berdukacita, dan masih ada yang lainnya lagi. Kata makarioi ini di dalam Wahyu 1:3 diterjemahkan dengan kata berbahagialah. Selain itu juga, kata makarioi ini dapat diterjemahkan dengan beruntunglah dan diberkatilah. Jadi, dapat dikatakan bahwa berbahagialah, beruntunglah, dan diberkatilah mereka yang membacakan, mendengarkan dan menaati apa yang tertulis di dalam kitab ini.

2 kitab yang paling terkenal banyak berisi nubuatan adalah kitab Daniel dan kitab Wahyu. Nubuat-nubuat yang terdapat dalam kitab-kitab ini sebagian besar berisi mengenai keadaan di Akhir zaman, yaitu zaman menjelang  Yesus Kristus akan kembali untuk kedua kalinya ke dunia ini. Akhir zaman ini, akan ditandai dengan peristiwa, fenomena, maupun malapetaka tertentu yang akan terjadi.

Kitab ini muncul karena ilham Allah kepada Yohanes, salah satu murid Tuhan Yesus yang kemudian dibuang ke Pulau Patmos, setelah ia disiksa sebelumnya dengan digoreng dengan minyak panas akan tetapi ia tidak apa-apa. Pada saat Yohanes diasingkan di Pulau Patmos, Allah mewahyukan penglihatan-penglihatan kepadanya mengenai apa yang akan segera terjadi di akhir zaman.

Jikalau kita melihat struktur kitab Wahyu, kita bisa melihat bahwa sebagian besar kitab wahyu menggunakan angka 7. Di awal kitab wahyu dibicarakan mengenai 7 jemaat Allah, selanjutnya 7 meterai (pada setiap meterai dari materai 1 sampai ke tujuh ada peristiwa tertentu yang terjadi), selanjutnya 7 sangkakala (setiap sangkakala juga terdapat malapetaka tertentu yang terjadi). Akan tetapi, pada saat ini kita akan membahas mengenai ke-7 jemaat Allah.

Sebelum kita membahas ke-7 jemaat Allah, Mengapa kitab Wahyu kebanyakan mengunakan angka tujuh? Di dalam Alkitab, angka tujuh menggambarkan “penggenapan” atau “kesempurnaan”. Angka tujuh dapat diartikan sebagai “angka penggenapan”. Angka tujuh dalam bahasa Ibrani (Yahudi) adalah Syibat (bentuk maskulin) dan Syeba (bentuk feminin). Dari kata inilah muncul kata sabat. Hari sabat berarti hari yang ketujuh. Begitu juga, dalam lingkungan orang Yahudi, angka tujuh memiliki tempat yang penting dalam sistem penanggalan mereka. Orang Yahudi mengenal adanya sabat harian, sabat mingguan dan sabat tahunan. Yang pertama, sabat harian, yang dimaksud dengan sabat harian adalah hari yang ke tujuh. Hal ini mengingatkan kita pada Hukum taurat yang ke-4, yang berisi perintah Allah untuk menguduskan hari sabat. Setelah enam hari lamanya manusia bekerja, maka pada hari yang ke tujuh manusia harus berhenti dari pekerjaannya dan beribadah kepada Allah. Hal ini untuk memperingati bahwa enam hari lamanya Allah menciptakan dunia ini dan pada hari yang ketujuh Allah beristirahat. Yang kedua, sabat mingguan, yang dimaksud dengan sabat mingguan adalah minggu ketujuh. Bangsa Israel mengenal akan hari raya Pentakosta. Dalam PL (Perjanjian Lama), hari raya Pentakosta dirayakan untuk mengucapsyukur atas hasil panen. Hari raya ini dirayakan setelah minggu ketujuh dari dari hari raya Paskah (keluarnya bangsa Israel dari Mesir). Di dalam PB (Perjanjian Baru) hari raya Pentakosta mendapat makna baru yaitu Hari turunnya Roh Kudus. Yang ketiga, sabat tahunan, yang dimaksud dengan sabat tahunan ini adalah tahun yang ketujuh. Hal ini mengingatkan kita pada perintah Allah kepada bangsa Israel untuk mengistirahatkan tanah pada tahun yang ketujuh (sabat tanah). Sebagian besar penanggalan orang Yahudi di dasarkan pada Hukum Taurat. Kita bisa melihat bahwa angka 7 merupakan angka yang penting dalam lingkungan gereja perdana maupun dalam Alkitab.

Baiklah kita akan segera membahas mengenai ketujuh Jemaat Allah di dalam kitab Wahyu yang menggambarkan mengenai ke-7 jemaat Allah di masa Akhir zaman.

1.)  Jemaat Efesus (The Loveless Church)  Wahyu 2:2-5
Jemaat di Efesus ini meninggalkan kasih yang mula-mula. Kasih yang mula-mula itu berkobar selanjutnya semakin redup. Di dalam ayat 3 dijelaskan bahwa jemaat ini sabar dan menderita karena nama Yesus. Jemaat ini juga tidak mengenal lelah. Lalu apa yang dicela Allah dari jemaat ini, yaitu jemaat ini kemudian meninggalkan kasihnya yang mula-mula kepada Allah. Di dalam kitab Kisah Para rasul dijelaskan mengenai cara hidup jemaat perdana yang mula-mula. Mereka selalu berkumpul untuk beribadah dan mereka selalu mendukung kekurangan jemaat yang lain. Mereka giat melakukan pengutusan untuk memberitakan Injil. Oleh karena itu, Allah menegor jemaat ini untuk bertobat dan melakukan kembali apa yang semula dilakukannya. 

2.) Jemaat Smirna (The Persecuted Church)  Wahyu 2:8-10
Jemaat di Smirna telah mengalami kesusahan dan penderitaan. Allah menghimbau jemaat ini untuk bertahan setia sampai mati karena penderitaan, kesusahan serta pencobaan yang akan melanda jemaat ini. 

3.) Jemaat Pergamus (The Compromising Church)  Wahyu 2:14-16
Jemaat ini berpegang pada nama Yesus dan tidak menyangkal imannya kepada Kristus. Akan tetapi, yang menjadi keberatan terhadap jemaat ini adalah adanya beberapa orang dari jemaat yang  menganut ajaran Bileam (Bileam adalah salah satu nabi palsu yang disewa untuk mengutuk orang Israel Bilangan 22-24), menyesatkan anggota jemaat yang lain, supaya memakan persembahan berhala dan melakukan perbuatan zinah. Demikian juga ada padamu orang yang berpegang pada ajaran pengikut Nikolaus. Nikolaus adalah bidat Kristen, yang menyesatkan jemaat. Walaupun mereka tidak menyangkal iman mereka kepada Kristus, mereka berkompromi dengan dosa. 

4.) Jemaat Tiatira (The Corrupt Church)  Wahyu 2:19-20
Jemaat ini mempunyai kasih, iman dan ketekunan akan tetapi hal yang dicela Allah adalah kesesatan mereka. Mereka disesatkan oleh pengajar-pengajar palsu yang mengajar beberapa diantara mereka melakukan kesesatan. Hal ini mengacu pada zinah rohani. Sebagai gereja Tuhan kita adalah mempelai Kristus yang dipertunangkan dengan Kristus. Ketika jemaat berpaling kepada oknum yang lain, itu dinamakan dengan zinah rohani karena jemaat Tuhan adalah mempelai perempuan sedangkan Kristus adalah mempelai laki-laki. Allah mengingatkan kepada jemaat ini untuk bertahan dan memegang apa yang ada pada mereka sampai Tuhan datang.

5.) Jemaat Sardis (The Dead Church)  Wahyu 3:1-3
Jemaat ini mati. Mati Rohani. Pekerjaannya tidak sempurna. Allah menegor jemaat ini supaya mereka bertobat dan hidup berjaga-jaga.
      
6.) Jemaat Filadelfia (The Faithfull Church)  Wahyu 3:10-11
Jemaat ini adalah jemaat yang setia dan taat. Jemaat ini dihimbau untuk tetap bertahan.

7.) Jemaat Laodikia (The Lukewarm Church)  Wahyu 3:15-16
Jemaat ini suam-suam kuku. Tidak panas, tidak dingin. Setengah-setengah. Setengah-setengah setia, setengah-setengah beriman. Allah menegor jemaat ini untuk bertobat.

Dari ketujuh jemaat tersebut, kita bisa melihat kekurangan dan kelebihan mereka. Ada yang ditegor, ada yang diperingatkan dan ada yang tetap setia.
  • Jemaat Efesus = jemaat yang kehilangan kasih mula-mula
  • Jemaat Smirna = jemaat yang teraniaya
  • Jemaat Pergamus = jemaat yang berkompromi dengan dosa
  • Jemaat Tiatira = jemaat yang hidup dalam kesesatan
  • Jemaat Sardis = jemaat yang mati rohani
  • Jemaat Filadelfia = jemaat yang setia
  • Jemaat Laodikia = jemaat yang suam-suam kuku

Kitab wahyu ini berisi mengenai nubuatan yang akan terjadi. Begitu juga, ke-7 jemaat di dalam kitab Wahyu ini juga melukiskan jemaat Tuhan/gereja Tuhan yang ada pada akhir zaman ini. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah kita sebagai jemaat Allah termasuk kedalam golongan jemaat apa? Apakah kita seperti jemaat Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia atau Laodikia? Biarlah kita sendiri yang merenungkan hal ini.

Menurut salah seorang penginjil terkenal, Billy Graham, ia menjelaskan bahwa gambaran 7 jemaat di dalam Kitab Wahyu ini berisi 3 pengajaran pokok, yaitu:

1.) Panggilan untuk mengasihi Tuhan seperti semula, hal ini ditujukan kepada jemaat Efesus dan Laodikia. 
2.) Panggilan untuk hidup benar, hal ini ditujukan kepada jemaat Pergamus, Tiatira dan Sardis.
3.) Panggilan untuk bertahan dalam penderitaan, hal ini ditujukan kepada jemaat Smirna dan Filadelfia.

Mari kita sebagai jemaat Allah melakukan 3 panggilan tersebut dalam kehidupan kita. Amin…
           


                 

  






3 komentar:

  1. Syalom, Bisa di jlaskan letak dan berada di mna ke tujuh jmaat itu brada.. trmksh, syalom

    BalasHapus
  2. liat google, semuanya terletak di negara turki dan jemaat-jemaat ini hanya tersisa reruntuhan, tapi Firman Tuhan berlaku selama-lamanya

    BalasHapus