Rabu, 27 Januari 2016

Luka-luka Yesus









Yohanes 20:20-31
20 Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan.
21 Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."
22 Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: 
"Terimalah Roh Kudus.
23 Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."
24 Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ.
25 Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."
26 Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
27 Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."
28 Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"
29 Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
30 Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini,
31 tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.






Di dalam perikop ini, Yesus menampakkan diriNya kepada murid-muridNya dan Yesus menunjukkan lukaNya kepada murid-muridNya. Setelah Yesus mati dan bangkit pada hari yang ketiga, selama 40 hari Yesus menampakkan diri secara berulang-ulang kepada murid-muridNya sebelum Dia naik ke Surga. Yesus menampakkan diriNya secara berulang-ulang dan menunjukkan lukaNya kepada murid-muridNya supaya mereka mengenal diriNya.

Berbicara tentang “luka”, siapakah diantara kita yang tidak pernah terluka? Luka fisik dapat dengan mudah terlihat secara kasat mata. Akan tetapi, luka batin tidak mudah terlihat secara kasat mata. Ada orang yang mengatakan bahwa luka fisik mudah diobati sedangkan luka batin tidak mudah diobati. Setiap hal atau peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, pergumulan yang kita hadapi maupun relasi kita dengan orang lain bisa membawa kita kepada luka.

Apa respon kita ketika kita mengalami luka? Sebagai manusia, ada beberapa respon wajar ketika seseorang terluka adalah :

a.)    Menutupi lukanya atau menyimpan lukanya
Seseorang cenderung malu untuk menunjukkan lukanya pada orang lain. Dia menutupi lukanya dari orang lain untuk menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja. Dengan menutupi lukanya, seseorang ingin menunjukkan bahwa dirinya adalah pribadi yang kuat. Tidak selamanya luka itu bisa ditutupi. Orang yang menutupi luka atau menyimpan lukanya lebih cenderung menarik diri dari pergaulan atau lebih suka menyendiri.

b.)    Menyakiti orang lain atau membalas dendam
Seseorang yang terluka cenderung untuk melukai orang lain, apalagi kepada orang yang telah menyakiti dirinya. Dengan menyakiti orang lain atau membalas dendam tidak berarti luka-luka seseorang akan sembuh. Justru hal ini hanya akan menimbulkan luka-luka baru.
    
Lalu apakah yang Yesus lakukan dengan luka-lukanya?

1.)   Yesus menunjukkan lukaNya untuk memperkenalkan diriNya kepada murid-muridNya (Yohanes20:20)
 
Yesus menunjukkan lukaNya untuk membuktikan bahwa Dialah Yesus yang disalibkan, mati, dikuburkan dan bangkit untuk menyatakan ke-Allah-anNya. Kebangkitan Yesus membuktikan bahwa ucapan Yesus benar-benar terjadi. Kebangkitan Yesus menegaskan bahwa iman Kristen tidaklah sia-sia karena memiliki Allah yang hidup. 

Orang yang sedang terluka biasanya menarik diri dari pergaulan, lebih senang menyendiri, atau cenderung menyakiti orang lain. Akan tetapi, Yesus memberi teladan untuk bertindak walaupun Dia sedang terluka. Walaupun Yesus Kristus terluka, Dia tetap bereksistensi dan berkarya. Inilah kedewasaan pribadi yang ditunjukkan oleh Yesus. Luka yang dialami oleh Yesus tidak menghalanginya untuk tetap bereksistensi dan berkarya. Orang yang dewasa adalah orang yang mampu untuk tetap bereksistensi dan berkarya walupun dia sedang terluka.

Yesus menggunakan lukaNya untuk memperkenalkan diriNya kepada orang lain. Dia tidak berdiam diri, menjauhi orang lain serta melukai orang lain ketika terluka. Yesus tetap bereksistensi dan tetap berkarya di tengah kehidupan murid-muridNya walaupun Dia “terluka”.

2.)   Melalui luka yang Yesus alami, Dia memberitakan damai sejahtera kepada orang lain (Yohanes 20:21)
       
Ketika seseorang terluka, ada yang membalas dendam dan ada pula yang menyimpan lukanya. Hal ini berbeda dengan Yesus. Ketika Yesus terluka, Dia tetap membawa dan memberitakan damai sejahtera kepada orang lain. Walaupun Yesus terluka, Dia tetap berbagi dan memberikan hidupNya bagi orang lain. 

Salah satu sifat anak Allah adalah membawa damai (Matius 5:9). Yesus mengatakan bahwa berbahagialah atau diberkatilah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak Allah. Inilah sikap seorang anak Allah. Walaupun sedang terluka, seorang anak Allah tetap dapat membawa damai kepada orang lain.

3.)   Yesus menggunakan lukaNya untuk membangkitkan iman orang lain (Yohanes 20:25,27)

Yesus menggunakan lukaNya untuk membangkitkan iman murid-murid. Murid-murid percaya bahwa pribadi yang mereka lihat adalah Yesus sendiri karena mereka melihat luka-luka Tuhan Yesus. Akan tetapi, ada salah satu murid Tuhan Yesus, yaitu Thomas yang masih ragu sebelum dia melihat sendiri dan memegang luka-luka Yesus. Akhirnya, Tuhan Yesus menyuruh Thomas untuk memegang sendiri tangan dan lambung Yesus yang terluka sehingga dia mempercayai itu adalah Yesus, gurunya.
  
Ada lagu-lagu yang kita nyanyikan di Gereja, yang muncul karena luka-luka hidup yang dialami oleh seseorang. Dibalik latar belakang terciptanya lagu-lagu seperti “Bapa Sentuh Hatiku”, “Kau s’lalu punya cara untuk menolongku”, “Tuhan Yesus Setia”, “Di jalanku ‘ku diiring” (KJ 408), kita bisa melihat ada pribadi yang bergelut dengan luka-luka hidupnya. Dibalik luka-luka yang dialami oleh para pencipta lagu tersebut, ada hal-hal baik yang Allah kerjakan dalam kehidupan mereka dan Allah mempunyai banyak cara untuk menolong umatNya. Selain itu juga, ada lagu-lagu lainnya yang muncul dari pengalaman hidup seseorang yang terluka. Lagu-lagu tersebut menjadi berkat bagi orang lain dan kesaksian yang membangkitkan iman orang lain. Biarlah juga luka-luka yang kita alami boleh menjadi kesaksian yang membangkitkan iman bagi orang lain.

4.)   Luka yang Yesus alami merupakan sarana untuk mengampuni orang lain (Lukas 23:34)

Yesus mengampuni orang yang mencambukNya. Yesus mengampuni prajurit yang merobek jubahnya. Yesus mengampuni orang yang memvonisNya hukum mati. Yesus mengampuni orang yang menyalibkanNya di kayu salib di bukit Golgota. Mengapa Yesus mengampuni orang yang melukaiNya? Karena Yesus tahu cara bahwa cara atau jalan untuk mencapai pemulihan atas luka-luka yaitu dengan mengampuni. Hannah Arendt, seorang filosof mengatakan bahwa dengan mengampuni kita menerima keadaan yang menyakiti hati kita. Dengan mengampuni kita berdamai dengan keadaan yang ada. Dengan mengampuni kita tidak mengingat kesalahan orang lain (Forgive and Forget). Dengan kata lain, ketika kita menolak untuk mengampuni orang lain sebenarnya kita sedang menghambat diri kita untuk mencapai pemulihan atas luka-luka hidup kita.

Apa tindakan kita ketika kita "terluka"? Sebagai murid Kristus, baiklah kita mengikuti teladan dari Guru Agung kita. Yesus tidak membalas dendam ketika Dia terluka. Yesus tidak menyimpan lukaNya. Dia menunjukkan lukaNya. Dia menggunakan lukaNya untuk membawa kemuliaan bagi Allah. Melalui lukaNya, Yesus memperkenalkan diriNya kepada orang lain dengan bereksistensi dan tetap berkarya. Melalui lukaNya, Yesus tetap membawa dan memberitakan damai sejahtera kepada orang lain. Melalui lukaNya, Yesus membangkitkan iman orang lain. Melalui lukaNya, Yesus tetap mau mengampuni.