Kamis, 10 November 2011

Ucapan Bahagia



Matius 5:1-12
Mat 5:1  Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
Mat 5:2  Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
Mat 5:3  "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Mat 5:4  Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Mat 5:5  Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Mat 5:6  Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Mat 5:7  Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Mat 5:8  Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Mat 5:9  Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Mat 5:10  Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Mat 5:11  Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
Mat 5:12  Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."



Yesus mengajar banyak orang, termasuk murid-murid-Nya. Pendengarnya berasal dari berbagai kalangan, baik anak-anak maupun orang tua.  Mengapa orang-orang banyak ini mengikuti Yesus? Jikalau kita melihat dalam perikop sebelumnya, kita bisa mengetahui bahwa orang-orang ini mengikuti Yesus karena sebelumnya Yesus telah mengadakan mujizat dengan menyembuhkan orang-orang sakit. Yesus menjadi terkenal karena Ia mengadakan mujizat dan menyembuhkan orang-orang sakit. Selain itu juga Yesus memberitakan injil di dalam rumah-rumah ibadat maupun di tempat mana saja yang memungkinkan. Dalam Pasal 5 ini kita melihat bahwa Yesus mengajar orang banyak dan murid-muridNya di atas bukit.


Yesus tidak mau orang banyak mengikuti Dia hanya karena tanda-tanda atau mujizat yang telah diadakan-Nya. Akan tetapi, lebih dari itu, Yesus ingin paradigma atau cara pandang dan cara pikir dari murid-muridNya maupun orang banyak itu diubahkan. Yesus ingin mengubah cara pandang dan cara piker dari murid-muridNya aupun orang banyak itu. Dalam hal ini, Yesus mengajar mereka dengan ucapan-ucapan bahagia.

Di dalam Matius 5 ayat 1-12 ini, ada 10 ucapan berbahagia:



1.)    "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” (Matius 5:3) 

Kata berbahagia dalam ayat ini berasal dari kata makarioi. Kata ini bisa diterjemahkan dengan arti beruntunglah, diberkatilah dan berbahagia. Jadi bisa dikatakan beruntunglah, diberkatilah dan berahagialah orang yang miskin di hadapan Allah. Kata miskin di sini barasal dari kata ptokoi yang berarti orang miskin, yang tidak punya rumah dan tidak punya banyak uang. Mengapa Yesus mengatakan berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah? Jikalau kita melihat pada masa Yesus hidup, sebagian besar orang-orang yang mengikuti Yesus dan menerima pengajarannya adalah golongan ptokoi, yaitu orang miskin. Begitu juga sebagian besar orang-orang yang mengalami mujizat baik disembuhkan dari kelumpuhan, kebutaan atau dibebaskan dari rasukan iblis adalah orang-orang dari golongan ptokoi ini.


Jikalau kita membandingkan cara hidup orang kaya dan orang miskin, kita bisa melihat perbedaan. Orang miskin identik dengan penderitaan. Hal ini membuat orang miskin lebih dapat berserah penuh kepada pertolongan Allah. Orang miskin cenderung berpikir bahwa dunia ini bukan rumah mereka karena di dunia ini mereka mengalami penderitaan. Orang miskin merindukan suatu rumah yang abadi, di mana mereka tidak lagi mengalami pernderitaan, yaitu Surga. Berbeda dengan orang kaya, seringkali orang kaya cenderung merasa sombong dengan miliknya, orang kaya cenderung berharap pada kekayaannya, orang kaya lebih gampang terikat dengan dunia ini dan kenikmatannya sehingga mereka cenderung untuk membangun “surga” di dunia ini dengan kekayaannya. Hal ini dapat membuat orang kaya dapat melupakan surga yang sebenarnya.     


Ada suatu kisah di dalam Matius 19 tetang seorang muda yang kaya, ia bertanya kepada Yesus: apa yang harus diperbuatnya untuk mendapatkan hidup yang kekal. Yesus mengatakan supaya ia tidak berzinah, tidak mencuri, tidak berbohong, menghormati orang tua dan kasihilah sesama. Kemudian orang muda itu berkata bahwa ia telah melakukan semuanya itu. Yesus kemudia berkata kepada orang muda itu untuk menjual hartanya dan membagikannya kepada orang miskin. Akan tetapi, orang muda itu sedih dengan perkataan Yesus karena hartanya banyak. Dalam hal ini, kekayaan seseorang dapat menjadi penghalang baginya untuk mengikut Allah dan mendekat kepada Allah.



2.)      "Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur." (Matius 5:4)

Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Banyak hal yang dapat membuat seseorang berdukacita. Seseorang bisa berdukacita karena kematian orang lain. Seseorang bisa berdukacita karena dosa dan pelanggaran yang telah dilakukannya. Seseorang  bisa berdukacita karena penderitaan yang dialaminya. Orang yang berdukacita karena kematian seseorang akan dihiburkan oleh Allah. Orang yang berdukacita karena dosa dan pelanggarannya akan dihiburkan karena dukacita itu akan menghasilkan pertobatan. Orang yang berdukacita karena penderitaan yang dialaminya selama di dunia ini juga akan dihiburkan oleh Allah. Allah akan menyediakan suatu tempat kekal bagi mereka di mana tidak akan ada ratap tangis lagi dan tidak akan ada maut/kematian lagi di situ. 



3.)    "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi." (Matius 5:5)

Kata lemah lembut ini berasal dari kata praeis yang bisa berarti lembut, rendah hati. Kelembutan adalah kesabaran ketika mengalami kerugian atau dirugikan oleh orang lain. Lembut juga bisa berarti tidak membalas kesalahan orang lain.


4.)     "Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan." (Matius 5:6)

Lapar dan haus akan kebenaran. Sebagaimana tubuh jasmani memerlukan makanan, tubuh rohani juga memerlukan makanan. Orang yang menjadikan kebenaran sebagai makanannya dan minumannya akan dipuaskan. Sebagaimana yang Yesus katakan bahwa makanan-Nya adalah melakukan kehendak Allah.



5.)     "Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan." (Matius 5:7)       

Kata murah hati di sini berasal dari kata elemones. Murah hati adalah sikap mau mengasihi. Murah hati juga tidak hanya menyangkut memberi sesuatu kepada orang lain tetapi juga mencakup tindakan memberi pengampunan seperti yang Yesus ajarkan dalam Doa Bapa Kami tentang mengampuni sesama.



6.)      "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah." (Matius 5:8)

Suci hati juga berarti murni hati. Kita mengetahui bahwa hati adalah pusat kehidupan manusia. Dari hati timbul pikiran jahat atau pikiran baik. Oleh karena itu, seperti yang tertulis kitab Amsal 4:23,  "jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan."



7.)     "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah." (Matius 5:9)

Orang yang membawa damai, orang yang membuat kedamaian akan disebut anak-anak Allah. Kita bisa melihat di sini bahwa salah satu ciri dari Anak Allah adalah membawa damai dan bukan membawa permusuhan.



8.)     "Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga." (Matius 5:10)

Orang yang dianiaya oleh karena kebenaran akan memiliki kerajaan Allah. Penganiayaan yang dialami tidak hanya bersifat jasmani saja tetapi bisa juga penganiayaan secara psikis atau psikologis. Penganiayaan secara jasmani akan menghasilkan luka jasmani sedangkan penganianyaan psikis juga akan menyebabkan luka-luka batin. Yesus adalah contoh pribadi yang mengalami penganiayaan demi kebenaran.



9.)     "Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat." (Matius 5:11)

Berbahagialah orang yang dicela dan difitnah oleh karena nama Allah.



10.)    "Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu." (Matius 5:12)

Yesus menyuruh untuk bersukacita dan berbahagia, karena orang yang melakukan Firman Allah upahnya besar di Sorga. 



Jikalau kita melihat satu-persatu ucapan Yesus ini, kita bisa melihat bahwa isi dari pemberitaan Yesus ini pasti mengejutkan bagi orang lain. Karena ucapan-ucapan Yesus ini berbeda dengan cara pandang dan cara pikir orang secara umum. Yesus mengatakan bahwa:



●    diberkatilah, berbahagialah, orang yang miskin

●    diberkatilah, berbahagialah orang yang berdukacita

●    diberkatilah, berbahagialah orang yang dianiaya karena kebenaran



Pemberitaan Yesus lain dari pada pandangan orang pada saat itu. Yesus menyuruh orang yang miskin untuk berbahagia. Yesus menyuruh orang yang berdukacita untuk berbahagia. Yesus menyuruh orang yang dianiaya untuk berbahagia. Pikiran Yesus sepertinya berlawanan dengan pandangan umum. Di sini kita bisa melihat bahwa Yesus ingin merubah cara pandang dan cara pikir orang-orang yang mengikuti-Nya. Yesus tidak mau orang-orang banyak mengikuti-Nya hanya karena mujizat dan tanda-tanda yang telah diadakannya, tetapi lebih dari itu Yesus mau agar murid-murid-Nya dan orang-orang banyak itu memiliki cara pandang dan cara pikir yang baru sama seperti Yesus.


Dari ke-10 ucapan berbahagia tersebut, kita bisa melihat bahwa inti dari kebahagiaan adalah ketika seseorang memiliki Kerajaan Sorga. Orang yang berbahagia adalah orang yang empunya Kerajaan Sorga. Kebahagiaan yang sejati adalah ketika seseorang memiliki Kerajaan Sorga. Inilah yang diberitakan oleh Yesus dalam Matius 6:33 yaitu supaya kita mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya. Selanjutnya di dalam Roma 14:17, Rasul Paulus menjelaskan bahwa Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Carilah kebahagiaan yang sejati itu...

Amin….   

   


   

1 komentar: