Selasa, 21 Juni 2011

Ayub : Orang Benar yang tertimpa Musibah




Ayub 1:1-12

Dalam Kitab Ayub ini, dikisahkan mengenai seorang tokoh yang bernama Ayub, yang tinggal di tanah Us. Ia adalah tokoh yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Akan tetapi, ia mengalami suatu musibah yang dahsyat dan bertubi-tubi. Mengapa orang yang benar seperti Ayub menderita musibah yang dahsyat? 

Para ahli Alkitab mengelompokkan kitab Ayub ini ke dalam bagian kitab sastra hikmat karena di dalamnya terkandung pengajaran hikmat. Kelompok kitab yang termasuk ke dalam kitab sastra hikmat adalah kitab Pengkhotbah, Amsal, Sebagian Mazmur dan kitab Ayub ini. Lalu, pengajaran hikmat apakah yang diajarkan oleh kitab ini?

Mari kita segera membahas kisah mengenai Ayub ini. Di dalam pasal satu ini dikatakan bahwa Ayub adalah seorang yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Dia memiliki 7 anak laki dan 3 anak perempuan. Selain itu juga, Ayub memiliki kekayaan yang sangat besar berupa ternak. Dia memiliki 7000 ekor kambing domba, 3000 ekor unta, 500 pasang lembu, 500 keledai betina. Selain itu juga, Ayub memiliki budak-budak dalam jumlah yang besar yang membantu pekerjaan di rumahnya. Oleh karena itu, Ayub ini dikatakan sebagai orang yang terkaya di sebelah Timur. Seorang yang saleh ditambah lagi adalah orang yang terkaya di sebelah Timur.

Pada suatu saat, datanglah anak-anak Allah menghadap Allah dan di antara mereka juga ada iblis (Ayub1:6). Siapakah yang dimaksud dengan anak-anak Allah di sini? Dalam versi Septuaginta (LXX), tertulis οὶ ὰγγελοι του θεου  yang berarti the angels of God (malaikat-malaikat Allah). Jadi, yang dimaksud dengan anak-anak Allah dalam ayat 6 ini adalah malaikat-malaikat Allah. Pada saat malaikat-malaikat menghadap Allah, datang juga iblis (malaikat pemberontak). Dalam Alkitab bahasa Ibrani, kata iblis berasal dari שָׂטָן (satan) yang berarti penentang, pemberontak, lawan.

Ketika malaikat dan iblis berkumpul dengan Allah. Terjadilah suatu tanya-jawab antara Allah dan Iblis. Allah menanyakan kepada iblis: “dari manakah engkau?” Kemudian iblis menjawab: “dari perjalanan menjelajah dan mengelilingi bumi”. Lalu Allah bertanya lagi kepada Iblis : “Apakah engkau memperhatikan hambaku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.” Lalu jawab iblis kepada Tuhan: “Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu.” Lalu berkatalah Allah kepada Iblis itu: “Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya.”

Setelah terjadi diskusi antara Allah dan iblis, terjadilah suatu peristiwa yang luar biasa. Ayub, tokoh yang saleh mendapatkan bencana yang bertubi-tubi. Yang pertama, hewan-hewan ternaknya dirampok dan terbakar oleh api yang menyambar dari langit. Yang kedua, budak-budak atau pembantu-pembantunya dipukuli, dibunuh oleh perampok dan ada yang terbunuh oleh api yang menyambar dari langit. Yang ketiga, seluruh anak-anaknya laki-laki dan perempuan meninggal tertimpa bangunan karena kencangnya angin yang menghantam rumah tempat mereka berkumpul. Yang keempat, diri Ayub terkena penyakit barah yang busuk dari ujung kepala sampai ujung kaki. Yang kelima, istrinya sendiri menginginkan Ayub mati dengan menyuruhnya untuk mengutuki Allah. Akan tetapi, di dalam kesemuanya itu Ayub tidak mengutuki Allah, melainkan ia tetap berdiam diri di hadapan Allah. Bayangkan betapa hebat dan bertubi-tubinya musibah yang dialami oleh Ayub. Kekayaannya habis, budak-budaknya habis, anak-anaknya meninggal, dirinya terkena penyakit barah yang busuk, dan istrinya sendiri menyuruhnya mengutuki Allah.

Pasti Ayub merasa sangat tertekan dengan musibah yang dialaminya dalam waktu yang singkat. Akan tetapi, penderitaan Ayub belum berhenti di sini. Datanglah 3 orang teman Ayub kepadanya: Elifas, Bildad dan Zofar. Teman-temannya ini bukannya menguatkan Ayub yang sedang dalam penderitaan tetapi malah menyalahkan Ayub. Teman-teman Ayub berpikir bahwa Ayub telah berbuat dosa sehingga dia tertimpa musibah yang hebat. Menurut pandangan dari teman-teman Ayub, orang benar pasti diberkati dan orang jahat pasti akan mendapat hukuman. Teman-teman Ayub menyuruh Ayub untuk bertobat karena mereka berpikir bahwa Ayub sudah melakukan dosa sehingga dia tertimpa musibah. Akan tetapi, dalam hal ini Ayub tidak berdosa. Ayub mempertahankan dirinya bahwa dirinya tidak bersalah. Ayub yang tidak bersalah dipersalahkan oleh teman-temannya. Dalam hal ini, Ayub semakin terpojok karena teman-temannya malah menyalahkan Ayub dan menyuruh Ayub untuk bertobat padahal Ayub tidak melakukan dosa. Musibah dan penderitaan yang dialami oleh Ayub bukan karena dia melakukan dosa, tetapi karena seijin Allah untuk menguji Ayub dan untuk membuktikan kepada iblis bahwa Ayub adalah orang yang taat bukan karena kekayaan yang dimilikinya.

Di akhir dari Kitab Ayub ini, kita bisa melihat bahwa Allah murka kepada 3 teman Ayub yang menyalahkan Ayub. Teman-teman Ayub tidak memahami arti dari penderitaan Ayub. Penderitaan Ayub bukan karena dia berbuat dosa tetapi karena Allah mengijinkan hal itu terjadi. Ayub kemudian mendoakan 3 orang temannya itu agar Allah tidak memurkai mereka. Di akhir kisah Ayub, kehidupannya dipulihkan. Segala yang dimilikinya diganti oleh Allah dua kali lipat.

Dari kisah ini, kita bisa mempelajari 3 hal, yaitu:

1.)        Orang benar bisa tertimpa musibah dan penderitaan

Dalam kasus ini, Ayub yang adalah orang yang saleh mendapatkan musibah yang bertubi-tubi. Kekayaannya habis, pembantunya habis, anak-anaknya meninggal, dirinya terkena penyakit, dan istrinya menginginkan dia mati dengan mengutuki Allah. Di dalam penderitaannya, Ayub berdiam diri di hadapan Allah. Ayub tetap taat kepada Allah walaupun kekayaannya habis seketika itu juga. Ayub tetap taat kepada Allah walaupun tertimpa penyakit. Ayub tetap taat kepada Allah walaupun mengalami penderitaan.

Kisah dari Ayub mengajarkan kita bahwa orang benar bisa saja tertimpa musibah dan mengalami penderitaan. Menjadi orang benar tidak menjamin bahwa seseorang tidak akan tertimpa musibah. Melakukan apa yang berkenan kepada Allah tidak menjamin bahwa seseorang tidak akan mengalami penderitaan. Motivasi menjadi orang Kristen agar terhindar dari penderitaan adalah hal yang salah. Justru ketika kita menjadi pengikut Kristus, kita dipanggil untuk mengambil bagian di dalam penderitaan sebagaimana Yesus Kristus datang ke dalam dunia ini untuk mengambil bagian di dalam penderitaan (I Petrus 2:21). Janganlah kita berpikir bahwa menjadi murid Kristus dan hidup dalam kebenaran  berarti tidak akan mengalami penderitaan.     


2.)        Jangan menghakimi saudara kita yang tertimpa musibah

Dalam hal ini, 3 orang teman Ayub menyalahkan Ayub atas musibah yang terjadi kepada Ayub. Bukannya mereka menguatkan Ayub yang mengalami penderitaan, tetapi mereka malah menyalahkan Ayub atas apa yang terjadi padanya. Mereka menyuruh Ayub untuk bertobat padahal Ayub tidak berbuat dosa dan kejahatan. Tiga orang teman Ayub ini tidak mengerti makna dari penderitaan dan musibah yang dialami oleh Ayub. Karena mereka tidak berkata benar mengenai Ayub, Allah murka kepada mereka. Akan tetapi, Ayub berdoa kepada Allah agar tiga orang temannya ini tidak dimurkai oleh Allah.

Tiga orang teman Ayub (Elifas, Bildad, Zofar) mengajarkan kepada kita bahwa jangan menghakimi saudara kita yang tertimpa musibah atau mengalami penderitaan. Kita tidak mengetahui apa yang ada di balik musibah yang menimpa seseorang. Kita tidak tahu apa yang ada di balik penderitaan yang dialami seseorang. Musibah dan penderitaan itu bisa saja merupakan ujian dari Allah. Musibah atau penderitaan itu bisa juga merupakan wujud didikan dari Allah. Musibah dan penderitaan itu bisa juga terjadi supaya kuasa dan kemuliaan Allah dinyatakan di dalam orang itu atau karena hal-hal lainnya. Kita tidak mengetahui apa yang ada di balik musibah atau penderitaan orang lain. Oleh karena itu, janganlah kita menjadi hakim terhadap saudara kita yang tertimpa musibah atau mengalami penderitaan. Murka Allah bisa bangkit seperti yang akan terjadi kepada ketiga orang teman Ayub, tetapi karena Ayub mendoakan mereka murka Allah pun surut. Tiga teman Ayub ini tertolong dari murka Allah karena Ayub mendoakan mereka.


3.)        Hikmat Allah melebihi dan memutarbalikan hikmat manusia & hikmat iblis

Menurut hikmat manusia, orang benar akan mendapatkan ganjaran yang baik dan orang fasik akan mendapatkan hukuman. Inilah yang dipahami oleh 3 orang teman dari Ayub. Akan tetapi, melalui kisah ini kita belajar bahwa orang benar juga bisa mendapatkan musibah. Di sini, Allah menunjukkan hikmat-Nya bahwa orang benar mendapat musibah bukan karena dia berbuat dosa tetapi karena Allah mengijinkan hal itu terjadi

Begitu juga, dalam percakapan dengan Allah, iblis berpikir bahwa Ayub taat kepada Allah karena kekayaan yang diberikan oleh Allah (Ayub 1:9-11). Iblis juga berpikir bahwa Ayub taat kepada Allah karena kesehatan yang Allah berikan (Ayub 2:4-5).  Akan tetapi, di akhir kisah Ayub, kita bisa melihat bahwa apa yang dipikirkan oleh iblis itu salah. Ayub taat kepada Allah bukan karena kekayaan yang diberikan oleh Allah, melainkan Ayub taat karena kepercayaannya kepada Allah. Inilah hikmat Allah yaitu manusia bisa taat kepada Allah walaupun dalam penderitaan.

Melalui kisah Ayub ini, Allah memperlihatkan bahwa orang benar juga bisa mengalami penderitaan. Allah juga membuktikan bahwa manusia bisa taat kepada Allah tanpa kekayaan. Allah membuktikan bahwa manusia bisa taat kepada Allah walau dalam penderitaan dan kesakitan. Allah membuktikan bahwa perkataan Iblis mengenai Ayub itu tidak benar dan hasilnya adalah Ayub tetap taat kepada Allah bukan karena kekayaan yang Allah berikan atau kesehatan yang Ayub miliki, tetapi karena Ayub mengasihi Allah. Hal-hal tersebut memperlihatkan bahwa Hikmat Allah melebihi dan memutarbalikan hikmat manusia & hikmat iblis.     

                                
                         

1 komentar:

  1. Emperor Casino Review & Ratings
    Our review of the Emperor Casino, its bonus, payment methods and much more! Also febcasino check out the casino's website. 온카지노 Rating: 4 · ‎Review 제왕카지노 by Shootercasino

    BalasHapus