Ungkapan
ini mencerminkan refleksi hidup dari Pemazmur, Raja Daud. Pemazmur mengatakan
bahwa “Pertolonganku ialah dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi”.
Ucapan ini mencerminkan pengakuan, pengalaman, keyakinan dari pemazmur sendiri
bahwa Allah adalah sumber pertolongannya. Jikalau kita melihat latar belakang
kehidupan raja Daud, kita bisa melihat bahwa banyak campur tangan Tuhan dalam
kehidupannya. Allah yang menjadi pertolongannya.
Pada
waktu Daud masih muda, ia sering menjaga kawanan domba ayahnya, jikalau ada
hewan buas yang mau menerkam domba-dombanya, Daud mengusir dan membunuhnya.
Allah melepaskan Daud dari ancaman biatang-binatang buas. Selanjutnya, pada
saat Daud menghadapi Goliat, tentara raksasa dari Filistin, Allah menolongnya
sehingga ia dapat menang melawan Goliat. Begitu juga pada saat Raja Saul ingin
membunuh Daud, Allah selalu menggagalkan rencana Saul yang ingin membunuh Daud.
Beberapa kali Saul melemparkan tombaknya kepada Daud, akan tetapi meleset
terus. Begitu juga ketika Saul ingin membunuh Daud di Gua Adulam, sebaliknya
Saul yang kedapatan oleh Daud sedang tidur. Dari peristiwa-peristiwa yang
terjadi di dalam kehidupan Daud, kita bisa melihat bahwa sungguh nyata
pertolongan Allah di dalam kehidupannya. Sehingga tidak salah pemazmur mengatakan
: Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.
Ada
sebuah pertanyaan yang acap kali dikemukakan di kalangan umat Kristen.
Pertanyaan itu berbunyi: “Mengapa Allah tidak menolong?” Hal ini dikaitkan
dengan pelbagai macam masalah dan persoalan yang mana korbannya juga mencakup
anak-anak Tuhan yang berdoa dengan penuh kesungguhan.
Pertanyaan
tersebut dapat diperluas lagi dengan: “Mengapa yang satu ditolong dan yang lain
tidak ditolong?” Apakah Allah itu pilih kasih atau bagaimana? Apakah Allah
sudah tidak mau lagi mendengar dan mengabulkan doa-doa orang beriman? Untuk
bisa menjawab pertanyaan itu, kita harus kembali kepada Firman Tuhan.
Selanjutnya, kita akan melihat bagaimana Allah menolong umat-Nya. Kita akan mengambil beberapa contoh dari Alkitab bagaimana Allah menolong umat-Nya. Apabila kita mempelajari Alkitab, ada beberapa cara yang dipakai oleh Tuhan untuk menolong umat-Nya:
1.)
Daniel 3
Kisah
mengenai Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang dimasukan ke dalam dapur api yang
dipanaskan 7 kali lipat oleh raja Nebukadnezar. Walaupun mereka dilempar ke
dalam api, mereka tidak terbakar dan tetap hidup. Rambut dan pakaian mereka
tetap utuh serta bau hangus pun tidak ada.
Dalam
hal ini, Allah menolong umat-Nya dengan mengadakan mujizat.
2.)
Kejadian 19:1-29
Kisah
mengenai kota Sodom dan Gomora yang akan dimusnahkan tetapi keluarga Lot
diselamatkan. Allah mengutus kedua malaikat-Nya untuk membawa Lot dan
keluarganya keluar dari kota Sodom dan menyuruh mereka melarikan diri ke
pegunungan sebelum kedua kota itu, Sodom dan Gomora dimusnahkan karena
kejahatannya.
Dalam
hal ini, Allah menolong umat-Nya dengan memberi kesempatan untuk
melarikan diri.
3.)
Kejadian 6 - 7
Kisah
mengenai Nuh yang disuruh Allah untuk membuat suatu bahtera karena Allah akan
menghukum bumi karena kejahatan mereka. Nuh, keluarganya dan binatang-binatang
masuk ke dalam bahtera itu dan selamat dari air bah/banjir yang melanda bumi
untuk beberapa waktu lamanya.
Dalam
hal ini, Allah menolong umat-Nya melalui sarana khusus untuk
menyelamatkan umat-Nya.
4.)
Kisah Para Rasul 7
Kisah
mengenai Stefanus yang dirajam dengan batu sampai mati. Stefanus, seorang yang
penuh dengan Roh Kudus bersaksi di dalam sidang Mahkamah Agama kemudian diseret
ke luar kota dan akhirnya dilempari sampai mati. Bahkan sebelum kematiannya,
Stefanus sempat berdoa bagi orang-orang yang membunuhnya.
Dalam
hal ini, Allah menolong umat-Nya dengan memberikan kekuatan melalui kuasa
Roh Kudus untuk dapat menghadapi apa yang harus dialami.
Dari keempat contoh tersebut, kita bisa melihat bahwa Allah menolong umat-Nya dengan berbagai cara. Masih banyak lagi cara-cara yang Allah miliki untuk menolong umat-Nya dan kita tidak dapat membatasi cara Allah untuk menolong umat-Nya. Dari keempat contoh pertolongan Allah tersebut, kita bisa melihat bahwa ada suatu saat Allah melepaskan kita atau mengeluarkan kita dari permasalahan yang ada, tetapi juga ada suatu saat Allah membiarkan kita menghadapi permasalahan yang ada.
Oleh
karena itu, jangan kita berpikir bahwa ketika Allah tidak melepaskan kita dari
permasalahan yang ada, berarti Allah tidak menolong kita. Jangan kita berpikir
bahwa ketika Allah menghadapkan kita dengan persoalan yang ada berarti Allah
membiarkan kita tanpa pertolongan-Nya. Dalam contoh yang keempat tersebut,
Allah membiarkan Stefanus menghadapi masalah; Allah tidak melarikan Stefanus ke
tempat lain; Allah tidak mengadakan mujizat untuk menyelamatkan Stefanus; Allah
tidak memberikan sarana khusus kepada Stefanus untuk keluar dari keadaan itu.
Akan tetapi, Allah membiarkan Stefanus menghadapi kondisi yang menyakitkan
dengan memberikan kekuatan melalui kuasa Roh Kudus untuk dapat bertahan sampai
mati. Akhirnya, Stefanus pun tidak menyangkal nama Allah ketika dia dirajam sampai
mati. Malahan dia berdoa supaya mereka yang melemparinya diampuni. Dalam hal
ini, bukannya Allah tidak menolong Stefanus, melainkan Allah menolong Stefanus
dengan cara yang lain, yaitu dengan memberikan kekuatan melalui kuasa Roh Kudus
untuk dapat menghadapi apa yang harus dialami.
Daud
mengakui, meyakini bahwa Allah adalah sumber pertolongannya. Baiklah ucapan
dalam Mazmur 121:2 ini juga boleh menjadi pengakuan, keyakinan iman
kita. Jangan kita meragukan pertolongan Allah. Allah dapat menolong kita dalam
segala hal, segala perkara dan segala cara menurut kehendak-Nya. Jangan kita
membatasi cara Allah berkarya dan menolong dalam kehidupan kita. Kita harus
mengakui kedaulatan Allah yang selalu menolong kita dengan cara-Nya.
Amin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar