# Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya (Terjemahan Baru)
# Bahwa amat indahlah kepada pemandangan Tuhan matinya segala kekasih-Nya (Terjemahan Lama)
# Precious in the sight of the Lord is the death of His saint (King James Version).
Dari perbandingan ayat di atas, kita bisa melihat bahwa Orang yang dikasihi Allah sinonim dengan kekasih Allah, sinonim juga dengan orang kudus.
Di dalam pasal ini, pemazmur merayakan pembebasan yang diterima dari Allah ketika sedang berada di ujung tanduk kematian. Allah mendengarkan permintaan umat-Nya dan menolong mereka. Oleh karena itu, dalam pasal ini pemazmur mengekspresikan ucapan syukurnya kepada Allah yang telah menolong umat-Nya. Sehingga di dalam ayat 15 ini, pemazmur mengatakan bahwa “berharga di mata Tuhan kematian semua irang yang dikasihi-Nya. Allah tidak akan membiarkan umat-Nya mati sia-sia karena baik kehidupan maupun kematian orang yang dikasihi-Nya sangat berharga.
Kematian orang kudus/kekasih Allah menjadi sesuatu hal yang dinilai… dihormati… mulia… bagi Allah. Allah menghormati ini sebagai sesuatu yang berharga/indah.
Mengapa indah dan berharga kematian orang yang dikasihi Allah, orang kudus-Nya, kekasih Allah?
Di dalam pasal ini, pemazmur merayakan pembebasan yang diterima dari Allah ketika sedang berada di ujung tanduk kematian. Allah mendengarkan permintaan umat-Nya dan menolong mereka. Oleh karena itu, dalam pasal ini pemazmur mengekspresikan ucapan syukurnya kepada Allah yang telah menolong umat-Nya. Sehingga di dalam ayat 15 ini, pemazmur mengatakan bahwa “berharga di mata Tuhan kematian semua irang yang dikasihi-Nya. Allah tidak akan membiarkan umat-Nya mati sia-sia karena baik kehidupan maupun kematian orang yang dikasihi-Nya sangat berharga.
Kematian orang kudus/kekasih Allah menjadi sesuatu hal yang dinilai… dihormati… mulia… bagi Allah. Allah menghormati ini sebagai sesuatu yang berharga/indah.
Mengapa indah dan berharga kematian orang yang dikasihi Allah, orang kudus-Nya, kekasih Allah?
1.) Karena hidup ini merupakan pertandingan iman.
Rasul Paulus mengatakan kepada jemaat di Korintus bahwa hidup ini merupakan pertandingan iman. Kita bagaikan seorang atlet yang bertanding. Seperti seorang petinju yang siap untuk bertanding, bagaikan seorang pelari yang siap berlari sampai finish. Untuk dapat memenangkan pertandingan itu seorang atlet perlu untuk melatih dirinya dan menguasai dirinya. Seorang atlet harus berjuang agar dia dapat memenangkan pertandingan itu.
Karena hidup ini merupakan perjuangan iman/pertandingan iman sampai akhir hidup kita, oleh karena itu tidak salah apa yang dikatakan oleh pemazmur bahwa berharga kematian orang yang dikasihi Allah/orang kudusnya. Allah menghargai perjuangan iman yang telah dilakukan orang kudus-Nya, Allah menghargai perjuangan iman/pertandingan iman yang dilakukan orang yang dikasihi-Nya sampai akhir hidupnya.
Oleh karena itu, Allah menghargai dan memandang berharga kematian orang kudus-Nya karena hidup ini merupakan pertandingan/perjuangan iman sampai akhir hidup manusia. Dan orang kudus Allah/orang-orang yang dikasihi Allah memenangkan pertandingan iman itu.
Rasul Paulus mengatakan kepada jemaat di Korintus bahwa hidup ini merupakan pertandingan iman. Kita bagaikan seorang atlet yang bertanding. Seperti seorang petinju yang siap untuk bertanding, bagaikan seorang pelari yang siap berlari sampai finish. Untuk dapat memenangkan pertandingan itu seorang atlet perlu untuk melatih dirinya dan menguasai dirinya. Seorang atlet harus berjuang agar dia dapat memenangkan pertandingan itu.
Karena hidup ini merupakan perjuangan iman/pertandingan iman sampai akhir hidup kita, oleh karena itu tidak salah apa yang dikatakan oleh pemazmur bahwa berharga kematian orang yang dikasihi Allah/orang kudusnya. Allah menghargai perjuangan iman yang telah dilakukan orang kudus-Nya, Allah menghargai perjuangan iman/pertandingan iman yang dilakukan orang yang dikasihi-Nya sampai akhir hidupnya.
Oleh karena itu, Allah menghargai dan memandang berharga kematian orang kudus-Nya karena hidup ini merupakan pertandingan/perjuangan iman sampai akhir hidup manusia. Dan orang kudus Allah/orang-orang yang dikasihi Allah memenangkan pertandingan iman itu.
2.) Karena hidup ini hanya sementara.
Hidup manusia hanya sementara, akan tetapi yang menjadi persoalan adalah bagaimana melalui kehidupan kita yang sementara ini kita mencari dan mendapatkan kehidupan yang kekal bersama dengan Allah. Bagaimana kita menebus waktu kita yang sementara ini untuk mendapatkan kehidupan yang kekal bersama dengan Allah.
Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus kepada anak rohaninya, Timotius bahwa latihan badani terbatas gunanya tetapi ibadah berguna dalam segala hal karena mengandung janji baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. Orang-orang yang dikasihi Allah melakukan hal ini, mereka menggunakan waktu hidup mereka yang sementara untuk mencari dan mendapatkan kehidupan yang kekal bersama Kristus yang adalah Juruselamat mereka.
Hidup manusia yang sementara dapat dilukiskan sebagai sebuah batang lilin. Sebuah batang Lilin menyala untuk memberi terang bagi lingkungan sekitarnya maupun bagi orang-orang di sekitarnya. Akan tetapi, untuk dapat menyala lilin itu harus berkorban. Lilin itu merelakan tubuhnya semakin pendek supaya ia dapat menyala. Lilin itu membiarkan sumbunya semakin berkurang supaya ia dapat menyala. Lilin itu merelakan dirinya semakin berkurang dan akhirnya habis supaya ia dapat menjadi terang bagi lingkungan di sekitarnya. Yang menjadi catatan adalah lilin itu mempunyai jangka waktu. Setelah jangka waktu tertentu lilin itu menyala, akhirnya lilin itu pun akhirnya padam. Walaupun keberadaan lilin itu hanya singkat atau sementara saja, keberadaan lilin itu sangat berarti bagi orang atau pun lingkungan di sekitarnya. Keberadaan lilin itu menjadi terang bagi lingkungan sekitarnya. Tanpa lilin itu lingkungan di sekitarnya menjadi gelap. Walaupun keberadaan lilin itu hanya sementara, tetapi keberadaannya yang sementara itu menjadi suatu hal yang berharga bagi orang-orang di sekitarnya.
Apa yang terjadi jikalau lilin itu tidak mempunyai jangka waktu? Apa yang terjadi jikalau lilin ini tidak habis? Apa yang terjadi jikalau nyala lilin itu tidak padam-padam? Setelah menyala 100 tahun atau 1000 tahun lilin itu tidak padam-padam. Jikalau lilin itu tidak mempunyai jangka waktu maka keberadaan lilin itu menjadi sesuatu yang tidak berharga lagi. Keberadaan lilin itu menjadi sesuatu yang tidak berharga lagi jikalau ia tidak mempunyai jangka waktu. Justru di dalam kesementaraan itulah lilin itu menjadi berharga. Kesementaraan inilah yang membuat keberadaan lilin itu menjadi sesuatu yang berharga. Karena lilin itu memiliki jangka waktu, ia dibutuhkan dan diperlukan oleh orang. Keberadaan lilin itu menjadi sesuatu yang berharga bagi orang yang disekitarnya.
Seperti apa yang dikatakan oleh pemazmur bahwa: Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Berharga di mata Tuhan kematian orang yang dikasihi-Nya karena:
1.) Allah menghargai perjuangan hidup manusia dalam menghadapi pertandingan iman sampai akhir hidupnya. Dan Allah menjanjikan mahkota yang abadi kepada mereka yang memenangkan pertandingan iman itu.
2.) Allah menghargai kehidupan manusia yang sementara di bumi ini. Dan kehidupan yang kekal bersama Allah akan menjadi bagian dari orang-orang yang sudah menggunakan waktunya yang hanya sementara di dunia ini untuk mencari Kerajaan Kekal itu.
Hidup manusia hanya sementara, akan tetapi yang menjadi persoalan adalah bagaimana melalui kehidupan kita yang sementara ini kita mencari dan mendapatkan kehidupan yang kekal bersama dengan Allah. Bagaimana kita menebus waktu kita yang sementara ini untuk mendapatkan kehidupan yang kekal bersama dengan Allah.
Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus kepada anak rohaninya, Timotius bahwa latihan badani terbatas gunanya tetapi ibadah berguna dalam segala hal karena mengandung janji baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. Orang-orang yang dikasihi Allah melakukan hal ini, mereka menggunakan waktu hidup mereka yang sementara untuk mencari dan mendapatkan kehidupan yang kekal bersama Kristus yang adalah Juruselamat mereka.
Hidup manusia yang sementara dapat dilukiskan sebagai sebuah batang lilin. Sebuah batang Lilin menyala untuk memberi terang bagi lingkungan sekitarnya maupun bagi orang-orang di sekitarnya. Akan tetapi, untuk dapat menyala lilin itu harus berkorban. Lilin itu merelakan tubuhnya semakin pendek supaya ia dapat menyala. Lilin itu membiarkan sumbunya semakin berkurang supaya ia dapat menyala. Lilin itu merelakan dirinya semakin berkurang dan akhirnya habis supaya ia dapat menjadi terang bagi lingkungan di sekitarnya. Yang menjadi catatan adalah lilin itu mempunyai jangka waktu. Setelah jangka waktu tertentu lilin itu menyala, akhirnya lilin itu pun akhirnya padam. Walaupun keberadaan lilin itu hanya singkat atau sementara saja, keberadaan lilin itu sangat berarti bagi orang atau pun lingkungan di sekitarnya. Keberadaan lilin itu menjadi terang bagi lingkungan sekitarnya. Tanpa lilin itu lingkungan di sekitarnya menjadi gelap. Walaupun keberadaan lilin itu hanya sementara, tetapi keberadaannya yang sementara itu menjadi suatu hal yang berharga bagi orang-orang di sekitarnya.
Apa yang terjadi jikalau lilin itu tidak mempunyai jangka waktu? Apa yang terjadi jikalau lilin ini tidak habis? Apa yang terjadi jikalau nyala lilin itu tidak padam-padam? Setelah menyala 100 tahun atau 1000 tahun lilin itu tidak padam-padam. Jikalau lilin itu tidak mempunyai jangka waktu maka keberadaan lilin itu menjadi sesuatu yang tidak berharga lagi. Keberadaan lilin itu menjadi sesuatu yang tidak berharga lagi jikalau ia tidak mempunyai jangka waktu. Justru di dalam kesementaraan itulah lilin itu menjadi berharga. Kesementaraan inilah yang membuat keberadaan lilin itu menjadi sesuatu yang berharga. Karena lilin itu memiliki jangka waktu, ia dibutuhkan dan diperlukan oleh orang. Keberadaan lilin itu menjadi sesuatu yang berharga bagi orang yang disekitarnya.
Seperti apa yang dikatakan oleh pemazmur bahwa: Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Berharga di mata Tuhan kematian orang yang dikasihi-Nya karena:
1.) Allah menghargai perjuangan hidup manusia dalam menghadapi pertandingan iman sampai akhir hidupnya. Dan Allah menjanjikan mahkota yang abadi kepada mereka yang memenangkan pertandingan iman itu.
2.) Allah menghargai kehidupan manusia yang sementara di bumi ini. Dan kehidupan yang kekal bersama Allah akan menjadi bagian dari orang-orang yang sudah menggunakan waktunya yang hanya sementara di dunia ini untuk mencari Kerajaan Kekal itu.
Tuhan memberkati kita semua
Amin…
mkasih...
BalasHapusAmen,,,,,,makasih GBU 🙏😇
BalasHapusamin refrensi yg bagus
BalasHapus