Ester 4:13-14
"maka Mordekhai menyuruh
menyampaikan jawab ini kepada Ester: "Jangan kira, karena engkau di dalam
istana raja, hanya engkau yang akan terluput dari antara semua orang Yahudi.
Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi
akan timbul juga pertolongan
dan kelepasan dari pihak lain, dan
engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat
yang seperti ini engkau
beroleh kedudukan sebagai ratu."
Kitab
Ester ini menceritakan tentang keadaan orang Yahudi di Susan pada masa
pemerintahan Kerajaan Persia. Jikalau kita melihat dalam sejarah Israel,
sebelumnya pada abad ke-6 SM, kerajaan Israel dibuang ke Babel ± 70 tahun.
Setelah masa pembuangan ini usai, ada orang Yahudi yang kembali ke Yerusalem
tetapi ada juga orang Yahudi yang tetap tinggal di daerah jajahan Kerajaan
Babilonia. Dalam hal ini, kitab Ester menceritakan orang Yahudi yang tidak
kembali ke Yerusalem, yaitu keadaan orang Yahudi yang tinggal di daerah Susan,
ibu kota Kerajaan Persia. Sedangkan Kitab Ezra dan Nehemia menceritakan
bagaimana orang Yahudi kembali ke Yerusalem.
Orang
Yahudi yang berada di Puri Susan ini adalah orang yang tidak kembali dengan
rombongan lain ke Yerusalem. Setelah Kerajaan Babilonia kalah, Kerajaan Persia
mengambil alih kekuasaan dan daerah dari Kerajaan Babilonia. Pada masa Ester
ini, kerajaan yang berkuasa pada saat itu adalah kerajaan Persia.
B.
Pembahasan
Ayat
13 dan 14 ini adalah perkataan yang disampaikan oleh Mordekhai kepada Ester
ketika bangsa Yahudi akan dimusnahkan di Persia. Pada saat itu, Ester sudah menduduki posisi sebagai Ratu Kerajaan Persia. Akan tetapi, sebelumnya kita
akan melihat latar belakang kisah Kitab Ester ini.
Pada
suatu saat raja mengadakan pesta di istana, kemudian raja memanggil ratunya,
ratu Wasti. Akan tetapi, ratu Wasti menolak panggilan raja untuk memperlihatkan
dirinya kepada orang-orang yang hadir dalam pesta itu. Hal ini membuat hati
raja marah dan memecat Ratu Wasti. Akhirnya, raja mulai mengumpulkan perempuan-perempuan
di daerah kerajaannya untuk menggantikan posisi ratu Wasti. Singkat cerita,
akhirnya raja tertarik pada seorang perempuan yang bernama Ester, parasnya
cantik dan elok. Ester ini adalah orang Yahudi, tetapi Mordekhai melarang
dia untuk memberitahukan kewarganegaraannya sebagai orang Yahudi.
Siapakah
Ester? Ester adalah seorang Yahudi yang tinggal di Susan, kerajaan Persia.
Ester diangkat sebagai anak oleh Mordekhai. Mordekhai dengan Ester masih
memiliki hubungan keluarga. Ester ini adalah anak dari saudara ayahnya
Mordekhai. Oleh karena Ester sudah tidak memiliki ayah dan ibu lagi, Mordekhai
mengangkatnya sebagai anak.
Ester
pun akhirnya menjadi ratu mendampingi Raja Ahasyweros di Persia. Dalam hal ini,
Ester pun masih merahasiakan identitasnya dari Raja Ahasyweros. Pada suatu saat
raja memberikan kedudukan yang terhormat kepada Haman di atas semua pembesar
lainnya. Seluruh pegawai di pintu gerbang raja berlutut kepada Haman, hanya
Mordekhai yang tidak mau berlutut kepadanya. Hal ini membuat Haman panas hati
dan dia tidak hanya berikhtiar untuk membunuh Mordekhai, tetapi juga bangsanya
Mordekhai yang tinggal di Persia. Haman berusaha untuk membunuh semua orang
Yahudi di Persia.
Mordekhai
pun memberitahukan hal ini kepada Ester yang sudah menjadi ratu di Istana raja
Ahasyweros. Ester harus menghadap raja untuk membahas mengenai masalah ini.
Mordekhai berkata kepada Ester : “Jangan kira, karena engkau di dalam istana
raja hanya engkau yang akan terluput dari semua orang Yahudi. Sebab sekalipun
engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga
pertolongan dan kelepasan dari pihak lain… Siapa tahu mungkin justru untuk saat
yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.”
Mordekhai
dalam hal ini menegur Ester, bahwa walaupun Ester berada di dalam istana raja,
ia juga tidak aman karena dia juga orang Yahudi. Jikalau Ester menolak untuk
menyelamatkan bangsanya, maka pertolongan terhadap orang Yahudi pun akan datang
dari tempat lain, yang dimaksud dengan tempat lain ini adalah bisa orang lain,
dan bisa juga Allah sendiri yang akan menolong umat-Nya. Pada saat ini, hanya
Esterlah satu-satunya orang yang dapat diharapkan untuk menyelamatkan bangsa
Yahudi yang akan dimusnahkan di Persia atas inisiatif Haman, pembesar raja
Ahasyweros.
Akhirnya,
atas pemberitahuan Mordekhai, Ester pun mengambil resiko dan menghadap raja
untuk menyelamatkan bangsanya. Ester pun berpuasa dan pergi menghadap raja
Ahasyweros. Singkat cerita, Ester berhasil meyakinkan raja dan bangsa Yahudi
tidak jadi dimusnahkan. Sebaliknya, Haman yang berniat membunuh orang Yahudi
akhirnya dihukum oleh raja, digantung pada tiang sula.
Di
dalam ayat 14 dikatakan: "... siapa tahu mungkin justru untuk saat yang
seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu." Sepertinya di
dalam ayat ini terkandung arti yang dalam. Apakah arti perkataan Mordekhai ini?
Jikalau
kita melihat ayat 14 ini, sepertinya di dalam perkataan Mordekhai ini
terkandung suatu pengertian bahwa keterpilihan Ester sebagai ratu bukanlah
suatu kebetulan saja. Dengan kata lain, ada suatu tujuan tertentu dari Allah
untuk Ester, ketika Ester sebagai orang Yahudi terpilih sebagai ratu di Persia.
Dibalik keterpilihan Ester sebagai ratu di Persia pasti ada suatu tujuan atau
misi tertentu. Bahwa di dalam keterpilihan Ester sebagai ratu di Persia
bukanlah suatu kebetulan, melainkan hal itu merupakan rencana Allah supaya
Ester menyelamatkan bangsanya, bangsa Yahudi yang akan dimusnahkan di Persia.
Itulah misi keterpilihan Ester sebagai ratu di Persia. Inilah maksud perkataan
yang disampaikan oleh Mordekhai, ayah angkatnya Ester. Allah memilih Ester
menjadi ratu di Persia karena Allah mempunyai satu misi untuk Ester.
Berbicara
mengenai misi, apakah kehidupan Tuhan Yesus memiliki misi? Ya tentu saja.
Jikalau kita ada pada saat Yesus disalibkan di Yerusalem, mungkin apa
respon/tanggapan kita? Mungkin saja kita sedih karena Yesus harus mati di masa
usianya yang masih muda, kurang lebih 33
1/2
tahun. Akan tetapi, apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus pada saat di salib?
Kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Yesus di kayu salib adalah “sudah
selesai” (Yoh. 19:30). Yesus telah menyelesaikan tugas dan misi-Nya datang ke
dunia ini. Ia datang untuk menebus dosa-dosa manusia.
C.
Aplikasi
Ester
telah memenuhi misinya, yaitu menyelamatkan seluruh orang Yahudi yang akan
dimusnahkan di Kerajaan Persia. Begitu juga Tuhan Yesus sudah menyelesaikan
tugas dan misinya, yaitu untuk menebus dosa-dosa seluruh manusia. Apa yang
terjadi dalam kehidupan Ester bukanlah kebetulan dan apa yang terjadi dalam
kehidupan Tuhan Yesus juga bukanlah suatu kebetulan. Apa yang terjadi di dalam
kehidupan kita bukanlah kebetulan, karena dibalik apa yang kita hadapi, Allah
memberikan kita misi untuk kita laksanakan.
Apapun
kondisi yang kita alami, apapun pergumulan yang kita hadapi, dimanapun kita
berada, Allah memberikan misi untuk kita kerjakan. Siapapun orang tua kita,
siapapun suami kita, siapapun istri kita, siapapun anak kita, apapun
permasalahan yang terjadi dalam keluarga kita, itu bukanlah suatu kebetulan.
Sama seperti Ester, permasalahan yang dihadapi Orang Yahudi di Persia maupun
keterpilihan Ester sebagai ratu di Persia bukanlah suatu kebetulan. Dibalik apa
yang terjadi dan apa yang kita hadapi, Allah memberikan misi bagi kita untuk
kita lakukan. Sebagai seorang Ayah, Allah memberikan misi untuk dilakukan bagi
istri, anak-anak maupun seluruh keluarga. Sebagai seorang ibu, Allah memberikan
juga misi untuk dilakukan baik itu bagi suami, anak-anak dan seluruh keluarga.
Sebagai seorang anak, Allah juga telah menyiapkan misi untuk kita lakukan bagi
ayah, ibu maupun keluarga besar kita. Apapun kedudukan, keadaan maupun profesi
kita, Allah sudah menyediakan misi untuk kita lakukan dibalik apa yang kita
hadapi dan alami saat ini.
D.
Penutup
Sebagaimana
Kristus sudah menyelesaikan misinya sebagai Juruselamat, begitu juga Ester
telah memenuhi misinya sebagai ratu, selanjutnya kita sebagai Anak Allah juga
memiliki misi masing-masing yang harus kita lakukan baik itu di dalam
lingkungan keluarga, masyarakat dan lain-lain. Sehingga pada saat kita mencapai
akhir hidup, kita dapat berkata seperti apa yang Tuhan Yesus katakan,
yaitu: “sudah selesai.” Kita sudah selesai menjalankan misi kita di
dunia ini.
Amin…
sangat membahagiakan
BalasHapusizin pakai bahan khotbahnya ttg ester dan misinya. Artikel ini untuk sharing Firman Tuhan dalam persekutuan doa. Khususnya dalam misi (baik itu menyebrangi jalan/ dekat ataupun menyebrangi laut/jauh).
BalasHapusKebetulan saya belum bisa membuat sebuah khotbah, jadi minjam bahannya dari sini ya. Trims sebelumnya.
salam
simon