Lukas 9:23
Kata-Nya kepada mereka semua:
"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul
salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
Untuk
setiap profesi ada syarat yang harus dipenuhi. Untuk menjadi seorang pilot, wanita
harus memiliki tinggi minimal 165 cm dan laki-laki minimal 170 cm. Untuk menjadi
seorang perawat, harus mengikuti pendidikan keperawatan. Untuk menjadi seorang
penyanyi, harus memiliki suara yang bagus, memiliki ciri khas tertentu dan tahu
teknik vokal yang baik. Untuk studi lanjut ke perguruan tinggi atau kuliah,
seseorang harus mengikuti pendidikan wajib 12 tahun. Syarat yang diperlukan
tersebut mendukung seseorang untuk menjadi profesional di
bidangnya.
Begitu
juga untuk menjadi murid Yesus ada syarat yang harus dipenuhi. Yesus sendiri
berkata bahwa untuk mengikut Dia, seseorang harus menyangkal diri, memikul
salib dan mengikut Dia. Untuk menjadi murid yang baik, minimal seseorang harus
memenuhi 3 hal tersebut. Sebagai orang Kristen, kita memiliki beberapa status,
baik itu sebagai anak, hamba, murid, sahabat, kekasih Allah. Sebagai murid,
kita harus mengikuti apa yang diajarkan oleh guru kita. Sebagai murid, kita
memperhatikan apa yang guru kita ajarkan dan melakukannya. Sebagai murid, belajar
sesuatu yang baru dari guru kita. Hidup ini adalah proses pembelajaran tanpa
henti sampai akhir hidup kita. Selama kita hidup, kita belajar dan belajar.
Setiap hari, setiap saat kita belajar dari Kristus sampai akhirnya kita menjadi
semakin serupa dengan Kristus, Guru kita.
Untuk
menjadi seorang murid Yesus yang baik, seseorang harus memenuhi 3 Kriteria yang
diucapkan Yesus, yaitu:
1.) Menyangkal diri
Di
dalam KBBI, kata “sangkal” berarti membantah, tidak membenarkan dan kata
“menyangkal” berarti mengingkari, membantah, menolak. Jadi, secara tidak
langsung frase “menyangkal diri” dapat diartikan mengingkari, membantah atau
menolak diri sendiri. Jikalau kita melihat dalam versi Bahasa Indonesia
Sehari-hari (BIS), digunakan kata “melupakan kepentingannya sendiri”.
Menyangkal diri dalam hal ini mengacu pada tindakan mengingkari atau menolak
sesuatu yang berhubungan dengan diri sendiri (kepentingan, hak, keinginan,
dll.)
Untuk
menyangkal diri, seseorang harus mengenyampingkan kepentingan, keinginan, hak
dirinya sendiri. Dengan kata lain, orang yang menyangkal diri adalah orang yang
dapat menempatkan kehendak atau keinginan dirinya di bawah kehendak dan
keinginan Tuhan. Inilah yang Yesus teladankan kepada kita. Sebagai contoh,
ketika Yesus sedang menghadapi kesusahan yang mendalam karena salib sudah di
depan mata, Yesus bergumul di dalam doa di taman Getsemani. Di dalam doaNya
itu, Yesus meminta agar sekiranya cawan itu dilalukan dari padaNya (Matius
26:39). Akan tetapi, di akhir doaNya Yesus mengembalikan semuanya kepada Bapa
yaitu biarlah kehendak Bapa saja yang terjadi. Dalam hal ini, Yesus menempatkan
kehendak diri sendiri di bawah kehendak Bapa. Yesus menaklukan kehendak diri sendiri
kepada kehendak Bapa. Inilah yang menjadi makanan Yesus, yaitu melakukan
kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaanNya (Yohanes 4:32).
2.) Memikul Salib
Memikul
salib adalah suatu konotasi. Tidak berarti ketika seseorang memikul salib, dia
harus membuat salib dari balok kayu dan memikulnya sejauh beberapa kilometer.
Memikul salib mengacu kepada tindakan memikul atau menanggung penderitaan,
pergumulan, beban, kesukaran karena melakukan kehendak Allah. Kristus mengalami
penderitaan, kesakitan, penghinaan, ketika Dia menanggung hukuman salib yang
merupakan hukuman bagi pelanggaran berat di dalam komunitas orang Yahudi.
Memikul
salib bukanlah suatu hal yang asing karena setiap murid Kristus dipanggil untuk
mengambil bagian dalam hal ini. Setiap murid Kristus dipanggil untuk mengambil
bagian dalam hal ini sebagaimana Kristus datang ke dalam dunia untuk mengambil
bagian di dalam penderitaan (1 Petrus 2:21). Yesus Kristus tidak menolak dan
menghindar dari penderitaan yang harus Dia alami. Dalam pandangan Kristus,
penderitaan sebagai muridNya bukanlah suatu kenistaan atau aib tetapi merupakan
suatu kemuliaan (Matius 5:11-12).
3.) Mengikuti Yesus
Dalam
KBBI, kata “mengikut” berarti mengiring, meniru, menurut. Jadi, mengikut Yesus
dapat diartikan mengiring Yesus, meniru Yesus, dan menurut pada Yesus. Pertama,
mengikut Yesus berarti mengiring Yesus. Ketika kita mengiring Yesus, Dia berada
di depan dan kita berada di belakang. Pada saat kita berada di belakang, yang
menjadi fokus atau pusat perhatian kita adalah Yesus. Dengan mengiring Yesus,
Yesus menjadi fokus dan pusat perhatian dari hidup kita. Kedua, mengikut Yesus
juga berarti meniru Yesus. Ketika kita meniru Yesus, kita berusaha menjadi
semakin serupa dengan Dia. Kita meninggalkan gaya hidup kita yang lama dan
mengikuti gaya hidup Tuhan Yesus. Ketiga, mengikut Yesus juga berarti menurut pada Yesus. Ketika kita menurut
pada Yesus, kita berusaha taat dan tunduk kepada perintah dan ajaran
Yesus.
Dari
tiga syarat utama yang diucapkan Yesus di atas, kita bisa melihat bahwa Kristus
memiliki konsep tersendiri tentang murid. Konsep Kristus tentang murid dapat
kita simpulkan sebagai berikut:
●
Murid adalah orang yang menaklukan keinginan atau kehendaknya dibawah keinginan
dan kehendak gurunya (menyangkal diri)
●
Murid adalah orang yang rela menderita atau menanggung resiko sebagai
konsekuensi dari ajaran gurunya (memikul salib)
●
Murid adalah orang yang menjadikan gurunya sebagai fokus utama; orang yang
berusaha menjadi semakin serupa dengan gurunya; orang yang mau tunduk dan taat
kepada perintah dan ajaran gurunya (mengikut Yesus)
Amin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar