Wahyu 1:3
“Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan
kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di
dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.”
Di
sini, ditegaskan bahwa berbahagialah mereka yang: membacakan, mendengarkan
dan menuruti apa yang ada di dalamnya. Mengapa di dalam Wahyu 1:3 ini
dikatakan berbahagialah orang yang membacakan, mendengarkan dan menuruti apa
yang terdapat di dalamnya? Karena waktu penggenapannya sudah dekat. Apa yang
tertulis di dalam Kitab Wahyu akan segera digenapi/terjadi. Dalam ayat ini,
digunakan kata berbahagialah (makarioi)…. Kata ini sama dengan kata yang
digunakan oleh Tuhan Yesus dalam Matius 5 mengenai 10 ucapan berbahagia yang
diucapkan pada saat Ia berkhotbah di atas bukit. Berbahagialah mereka yang
miskin di hadapan Allah, berbahagialah mereka yang lemah lembut, berbahagialah
mereka yang membawa damai, berbahagialah mereka yang berdukacita, dan masih ada
yang lainnya lagi. Kata makarioi ini di dalam Wahyu 1:3 diterjemahkan
dengan kata berbahagialah. Selain itu juga, kata makarioi ini dapat
diterjemahkan dengan beruntunglah dan diberkatilah. Jadi, dapat
dikatakan bahwa berbahagialah, beruntunglah, dan diberkatilah mereka yang
membacakan, mendengarkan dan menaati apa yang tertulis di dalam kitab ini.
2
kitab yang paling terkenal banyak berisi nubuatan adalah kitab Daniel dan kitab
Wahyu. Nubuat-nubuat yang terdapat dalam kitab-kitab ini sebagian besar berisi
mengenai keadaan di Akhir zaman, yaitu zaman menjelang Yesus Kristus akan
kembali untuk kedua kalinya ke dunia ini. Akhir zaman ini, akan ditandai dengan
peristiwa, fenomena, maupun malapetaka tertentu yang akan terjadi.
Kitab
ini muncul karena ilham Allah kepada Yohanes, salah satu murid Tuhan Yesus yang
kemudian dibuang ke Pulau Patmos, setelah ia disiksa sebelumnya dengan digoreng
dengan minyak panas akan tetapi ia tidak apa-apa. Pada saat Yohanes diasingkan
di Pulau Patmos, Allah mewahyukan penglihatan-penglihatan kepadanya mengenai
apa yang akan segera terjadi di akhir zaman.
Jikalau
kita melihat struktur kitab Wahyu, kita bisa melihat bahwa sebagian besar kitab
wahyu menggunakan angka 7. Di awal kitab wahyu dibicarakan mengenai 7 jemaat
Allah, selanjutnya 7 meterai (pada setiap meterai dari materai 1 sampai ke
tujuh ada peristiwa tertentu yang terjadi), selanjutnya 7 sangkakala (setiap
sangkakala juga terdapat malapetaka tertentu yang terjadi). Akan tetapi, pada
saat ini kita akan membahas mengenai ke-7 jemaat Allah.
Sebelum
kita membahas ke-7 jemaat Allah, Mengapa kitab Wahyu kebanyakan mengunakan
angka tujuh? Di dalam Alkitab, angka tujuh menggambarkan “penggenapan” atau
“kesempurnaan”. Angka tujuh dapat diartikan sebagai “angka penggenapan”. Angka
tujuh dalam bahasa Ibrani (Yahudi) adalah Syibat (bentuk maskulin) dan Syeba
(bentuk feminin). Dari kata inilah muncul kata sabat. Hari sabat berarti hari
yang ketujuh. Begitu juga, dalam lingkungan orang Yahudi, angka tujuh memiliki
tempat yang penting dalam sistem penanggalan mereka. Orang Yahudi mengenal
adanya sabat harian, sabat mingguan dan sabat tahunan. Yang pertama, sabat harian, yang dimaksud dengan sabat harian
adalah hari yang ke tujuh. Hal ini mengingatkan kita pada Hukum taurat yang
ke-4, yang berisi perintah Allah untuk menguduskan hari sabat. Setelah enam
hari lamanya manusia bekerja, maka pada hari yang ke tujuh manusia harus
berhenti dari pekerjaannya dan beribadah kepada Allah. Hal ini untuk
memperingati bahwa enam hari lamanya Allah menciptakan dunia ini dan pada hari
yang ketujuh Allah beristirahat. Yang
kedua, sabat mingguan, yang dimaksud dengan sabat mingguan adalah
minggu ketujuh. Bangsa Israel mengenal akan hari raya Pentakosta. Dalam PL
(Perjanjian Lama), hari raya Pentakosta dirayakan untuk mengucapsyukur atas
hasil panen. Hari raya ini dirayakan setelah minggu ketujuh dari dari hari raya
Paskah (keluarnya bangsa Israel dari Mesir). Di dalam PB (Perjanjian Baru) hari
raya Pentakosta mendapat makna baru yaitu Hari turunnya Roh Kudus. Yang ketiga, sabat tahunan, yang
dimaksud dengan sabat tahunan ini adalah tahun yang ketujuh. Hal ini
mengingatkan kita pada perintah Allah kepada bangsa Israel untuk
mengistirahatkan tanah pada tahun yang ketujuh (sabat tanah). Sebagian besar
penanggalan orang Yahudi di dasarkan pada Hukum Taurat. Kita bisa melihat bahwa
angka 7 merupakan angka yang penting dalam lingkungan gereja perdana maupun
dalam Alkitab.
Baiklah
kita akan segera membahas mengenai ketujuh Jemaat Allah di dalam kitab Wahyu
yang menggambarkan mengenai ke-7 jemaat Allah di masa Akhir zaman.
1.) Jemaat Efesus (The Loveless Church)
Wahyu 2:2-5
Jemaat
di Efesus ini meninggalkan kasih yang mula-mula. Kasih yang mula-mula itu
berkobar selanjutnya semakin redup. Di dalam ayat 3 dijelaskan bahwa jemaat ini
sabar dan menderita karena nama Yesus. Jemaat ini juga tidak mengenal lelah.
Lalu apa yang dicela Allah dari jemaat ini, yaitu jemaat ini kemudian
meninggalkan kasihnya yang mula-mula kepada Allah. Di dalam kitab Kisah Para
rasul dijelaskan mengenai cara hidup jemaat perdana yang mula-mula. Mereka
selalu berkumpul untuk beribadah dan mereka selalu mendukung kekurangan jemaat
yang lain. Mereka giat melakukan pengutusan untuk memberitakan Injil. Oleh
karena itu, Allah menegor jemaat ini untuk bertobat dan melakukan kembali apa
yang semula dilakukannya.
2.)
Jemaat Smirna (The Persecuted Church) Wahyu 2:8-10
Jemaat
di Smirna mengalami kesusahan. Allah menghimbau jemaat
ini untuk tidak takut terhadap apa yang harus mereka derita. Tetap bertahan, setia sampai mati.
3.)
Jemaat Pergamus (The Compromising Church) Wahyu 2:14-16
Jemaat
ini berpegang pada nama Yesus dan tidak menyangkal imannya kepada Kristus. Akan
tetapi, yang menjadi keberatan terhadap jemaat ini adalah adanya beberapa orang
dari jemaat yang menganut ajaran Bileam (Bileam adalah salah satu nabi
palsu yang disewa untuk mengutuk orang Israel, Bilangan 22-24), menyesatkan
anggota jemaat yang lain, supaya memakan persembahan berhala dan melakukan
perbuatan zinah. Demikian juga ada orang yang berpegang pada ajaran
pengikut Nikolaus. Nikolaus adalah bidat Kristen, yang menyesatkan jemaat.
Walaupun mereka tidak menyangkal iman mereka kepada Kristus, mereka berkompromi
dengan dosa.
4.)
Jemaat Tiatira (The Corrupt Church) Wahyu 2:19-20
Jemaat
ini mempunyai kasih, iman dan ketekunan akan tetapi hal yang dicela Allah
adalah kesesatan mereka. Mereka disesatkan oleh pengajar-pengajar palsu yang
mengajar beberapa diantara mereka melakukan kesesatan. Disebutkan tentang wanita Izebel (Izebel adalah istri Raja Ahab, Raja Israel, yang menyembah Baal) yang menyesatkan hamba-hamba Tuhan supaya berbuat zinah dan makan persembahan berhala (ayat 20) serta menyelidiki seluk-beluk Iblis atau perbuatan sihir (ayat 24, band. 2 Raja-raja 9:22). Walaupun mereka punya kasih, iman dan ketekunan, akan tetapi mereka terbawa-bawa dalam kesesatan.
5.)
Jemaat Sardis (The Dead Church) Wahyu 3:1-3
Jemaat
ini mati. Mati Rohani. Pekerjaannya tidak sempurna. Allah menegor jemaat ini
supaya mereka bertobat dan hidup berjaga-jaga.
6.)
Jemaat Filadelfia (The Faithfull Church) Wahyu 3:10-11
Jemaat
ini adalah jemaat yang setia dan taat. Jemaat ini dihimbau untuk tetap
bertahan.
7.)
Jemaat Laodikia (The Lukewarm Church) Wahyu 3:15-16
Jemaat
ini suam-suam kuku. Tidak panas, tidak dingin. Setengah-setengah.
Setengah-setengah setia, setengah-setengah beriman. Allah menegor jemaat ini
untuk bertobat.
Dari
ketujuh jemaat tersebut, kita bisa melihat kekurangan dan kelebihan mereka. Ada
yang ditegor, ada yang diperingatkan dan ada yang tetap setia.
- Jemaat Efesus = jemaat yang kehilangan kasih mula-mula
- Jemaat Smirna = jemaat yang teraniaya
- Jemaat Pergamus = jemaat yang berkompromi dengan dosa
- Jemaat Tiatira = jemaat yang hidup dalam kesesatan
- Jemaat Sardis = jemaat yang mati rohani
- Jemaat Filadelfia = jemaat yang setia
- Jemaat Laodikia = jemaat yang suam-suam kuku
Kitab
wahyu ini berisi mengenai nubuatan yang akan terjadi. Begitu juga, ke-7 jemaat
di dalam kitab Wahyu ini juga melukiskan jemaat Tuhan/gereja Tuhan yang ada
pada akhir zaman ini. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah kita sebagai jemaat
Allah termasuk kedalam golongan jemaat apa? Apakah kita seperti jemaat Efesus,
Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia atau Laodikia? Biarlah kita
sendiri yang merenungkan hal ini.
Menurut
salah seorang penginjil terkenal, Billy Graham, ia menjelaskan bahwa gambaran 7
jemaat di dalam Kitab Wahyu ini berisi 3 pengajaran pokok, yaitu:
1.)
Panggilan untuk mengasihi Tuhan seperti semula, hal ini ditujukan kepada jemaat
Efesus dan Laodikia.
2.)
Panggilan untuk hidup benar, hal ini ditujukan kepada jemaat Pergamus, Tiatira
dan Sardis.
3.)
Panggilan untuk bertahan dalam penderitaan, hal ini ditujukan kepada jemaat
Smirna dan Filadelfia.