Mazmur 78:70
Dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya dia
dari antara kandang-kandang kambing domba;
Pemazmur
menulis bahwa Allah yang memilih Daud, hamba-Nya. Allah yang mengambil dia dari
antara kandang-kandang kambing domba. Allah sanggup mengangkat seseorang dari
sesuatu yang bukan apa-apa menjadi sesuatu yang ada apa-apanya. Jikalau kita
melihat kembali bagaimana proses pemilihan Daud ketika Allah mengutus Nabi
Samuel untuk mengurapinya menjadi raja Israel, sepertinya Daud tidak memenuhi
syarat di mata Samuel. Ketika Samuel datang ke rumah Isai, ayah Daud, Samuel
sempat tertipu oleh penampilan dari kakak Daud, Eliab, yang memiliki paras dan
perawakan yang tinggi (1 Samuel 16:7).
Samuel mengira bahwa Eliab, kakak Daud, yang merupakan orang yang diurapi oleh
Allah. Manusia seringkali hanya melihat apa yang ada di depan mata, tetapi
Allah melihat hati. Allah menyuruh Samuel untuk mengurapi Daud yang masih
kemerah-merahan sebagai raja Israel dan bukan kakak-kakaknya. Daud saat itu
hanyalah seorang yang disuruh oleh ayahnya untuk membantu menggembalakan
kambing domba.
Allah
memilih dan mengangkat Daud dari seorang gembala kambing domba menjadi seorang
Raja Israel. Seseorang yang tidak terpandang di dalam keluarga bahkan oleh orang
lain, akhirnya diangkat oleh Allah menjadi seorang Raja Israel. Inilah yang
dikerjakan oleh Allah. Allah kita adalah Allah yang ahli mengangkat seseorang,
siapapun yang Ia kehendaki.
Allah
tidak sembarangan dalam memilih, merekrut dan mengangkat seseorang. Allah tahu
siapa yang Dia suruh supaya Samuel mengurapinya sebagai raja. Ada alasan
mengapa Allah memilih dan mengangkat Daud sebagai Raja Israel. Apakah yang
menjadi rahasia mengapa Allah memilih, mengangkat dan memakai Daud sebagai Raja
Israel?
1.
Membagun Relasi dengan Allah; Menjaga Komitmen Hidup dengan Allah
Dalam
kitab Mazmur
119:164 tertulis : Tujuh kali dalam
sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. Di dalam 24
jam, Daud memuji Tuhan 7 kali. Dari ayat ini, didapat pengertian bahwa Daud memberi prioritas bagi relasinya dengan Allah. Daud mengambil komitmen untuk membangun relasi dengan
Allah. Tiada hari tanpa memuji Tuhan. Tidak ada hari tanpa berelasi dengan
Allah.
Tuhan
Yesus telah memberi contoh dan teladan bagaimana Dia berelasi dengan Bapa di
Sorga. Kehidupan Tuhan Yesus tidak terlepas dari doa. Ketika hari masih
pagi-pagi buta, Dia berdoa (Markus 1:35).
Ketika selesai melayani orang-orang di malam hari, Dia berdoa (Matius 14:23).
Ketika berada dalam kegiatan pelayanan sehari-hari, disela-sela kesibukan, Dia
mengambil waktu untuk menyendiri untuk berdoa (Lukas 9:18).
Ketika Dia diperhadapkan dengan salib yang sudah berada di depan mata, Dia
berdoa di taman Getsemani di tengah-tengah ketakutan (Matius 26:39). Lalu
bagaimana dengan kita? Berapa kali kita berdoa kepada Allah kita dalam satu
hari? Adakah kita membangun relasi dengan Allah setiap hari? Adakah kita
berkomitmen untuk mengambil waktu setiap hari dengan Allah di tengah kesibukan
sehari-hari?
Merupakan
suatu hal yang biasa ketika seseorang masih biasa-biasa saja setia kepada
Tuhan. Akan tetapi, merupakan suatu hal yang luar biasa jikalau seseorang tetap
setia setelah diberkati oleh Tuhan. Keberadaan Daud yang diberkati dengan
kekayaan, kehormatan, jabatan sebagai Raja Israel tidak membuat dia melupakan
Tuhan atau meninggalkan kesetiaannya kepada Tuhan. Hal itu tidak membuat Daud
menjadi sombong dan lupa diri. Setelah diangkat menjadi raja pun, dia
tetapi membangun komitmen untuk berelasi dengan Allah setiap hari (Mazmur 119:164).
Kekayaan, kehormatan dan jabatan sebagai raja tidak membuat Daud kendor dari
kesetiaannya kepada Tuhan, komitmennya kepada Tuhan. Bagaimana dengan kita?
Adakah kita tidak kendor dalam pengiringan kita kepada Tuhan setelah Tuhan memberkati
kita dan semakin memberkati kita? Adakah kita kita tetap setia kepada Tuhan
setelah Tuhan memberkati kita dan bahkan ketika semakin diberkati? Adakah kita
tetap berkomitmen menjaga relasi kita dengan Tuhan setiap hari setelah Tuhan
memberkati kita bahkan ketika semakin diberkati?
2.
Selalu Bertanya
kepada Allah
Dalam
kitab 2 Samuel
5:19-23, kita bisa melihat di sana bahwa sebelum Daud melakukan peperangan
dengan bangsa lain dia bertanya dahulu kepada Tuhan. Ketika Allah menjawab Daud
untuk maju, dia pun maju untuk berperang. Ketika Tuhan menjawab Daud untuk
tidak maju, dia pun tidak maju. Di sini kita bisa melihat bagaimana tindakan
dari Daud. Sebelum melakukan sesuatu, Daud bertanya dahulu kepada Allah.
Sebelum mengambil keputusan atau membuat pilihan, Daud bertanya kepada Allah
yang Maha Tahu (omniscience).
Kehidupan
orang Kristen juga dipenuhi dengan pilihan-pilihan. Pilihan untuk mengasihi
atau membenci. Pilihan untuk taat atau memberontak. Pilihan untuk mengampuni
atau membalas. Pilihan untuk berkenan pada Allah atau berkenan pada manusia.
Pilihan untuk beribadah atau pesta pora. Pilihan untuk sangkal diri atau
mengumbar nafsu. Pilihan untuk pikul salib atau melepaskan salib. Pilihan untuk
melakukan kehendak Allah atau keinginan diri sendiri. Pilihan untuk masuk surga
atau neraka.
Sebelum
mengambil keputusan atau membuat pilihan, bertanya dahulu kepada Allah. Apakah
itu sesuai kehendak Allah, Firman Allah atau tidak? Tuntunan Firman Allah, Doa
dan pimpinan Roh Kudus akan membawa kita pada keputusan dan pilihan yang tepat
dan benar. Adakalanya keputusan atau pilihan itu berat dan bertentangan dengan
keinginan kita, akan tetapi keputusan dan pilihan yang sesuai dengan kehendak
Allah dan rencana Allah itu pasti yang terbaik dan mendatangkan damai sejahtera
(Yeremia 29:11).
Biarlah kita belajar dari Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus yang
menyerahkan pilihan-Nya dan keputusan-Nya kepada Allah Bapa ketika Dia berdoa
di Getsemani ketika akan menghadapi salib (Matius 26:39).
Itulah keputusan dan pilihan yang tepat dan benar: pilihan dan keputusan yang
menggenapi rencana/rancangan Allah dalam kehidupan-Nya, karena untuk itulah
visi dan misi kedatangan Yesus ke dalam dunia ini, yaitu menebus dosa manusia.
3. Mendapat
Kasih Karunia Allah
Daud
dipilih, diangkat dan dipakai oleh Allah karena dia mendapat kasih karunia di
mata Allah. Apakah rahasia seseorang sehingga dia mendapat kasih karunia Allah?
Mari kita melihat dalam kitab Kejadian 6:8-9. Kejadian 6:8-9
mencatat : “Tetapi
Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan. Inilah riwayat Nuh : Nuh adalah
seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh
itu hidup bergaul dengan Allah.” Itulah yang membuat Nuh mendapat kasih
karunia di mata Allah, yaitu hidup bergaul dengan Allah. Nuh dan keluarganya
mendapat kasih karunia di mata Allah sehingga mereka sekeluarga tidak
dibinasakan oleh Allah dengan air bah. Nuh dan keluarganya mendapat kasih
karunia berupa keselamatan dari pembinasaan oleh air bah. Begitu juga dengan Daud,
dia mendapat kasih karunia dari Allah berupa pemilihan, pengangkatan dan
pemakaian dari Allah sebagai Raja Israel.
Kasih
karunia adalah pemberian dari Allah. Karena Allah adalah kasih, maka merupakan
sifat Allah untuk memberi kepada yang dikasihi-Nya. Kasih karunia Allah bisa
berupa keselamatan, perlindungan, kekayaan, kehormatan, hikmat atau kepandaian,
dan lain-lain.
Alkitab mencatat tokoh-tokoh yang mendapat kasih karunia di mata Allah karena mereka memiliki pergaulan dengan Allah. Nuh dan keluarganya mendapat kasih karunia berupa keselamatan dari air bah. Henokh mendapatkan kasih karunia berupa pengangkatan oleh Allah karena dia bergaul dengan Allah. Daniel mendapatkan kasih karunia berupa kepandaian 10 kali lipat dari pada pejabat raja lainnya di Babilonia dan pengertian tentang mimpi. Maria mendapat kasih karunia untuk mengandung dari Roh Kudus dan melahirkan bayi Yesus. Kasih karunia itu diberikan kepada mereka karena mereka memiliki pergaulan dengan Allah.
Pergaulan
atau relasi dengan Allah akan membuat seseorang mendapat kasih karunia di mata
Allah. Inilah juga yang dialami oleh Daud. Karena Daud memiliki pergaulan atau
relasi dengan Allah, dia mendapatkan kasih karunia dari Allah berupa pemilihan,
pengangkatan dan pemakaian dari Allah sebagai seorang Raja Israel yang diurapi.
Apakah
Daud orang yang sempurna, tanpa dosa sehingga dia mendapat kasih karunia Allah?
Tidak. Kita tahu dosa Daud, dia pernah menghampiri Isteri Uria, Batsyeba. Dengan
kata lain, Daud berzinah dengan Batsyeba. Lalu mengapa Allah tetap memakai Daud
sebagai raja Israel? Hal ini karena dia tetap memiliki pergaulan dengan Allah.
Ketika Nabi Natan menegur Daud atas dosanya, dia sadar dan mengadakan
pemberesan dengan Allah. Mazmur 51 mengungkapkan tentang pengakuan dosa Daud.
Daud juga adalah orang berdosa, tetapi dia tetap mendapat kasih karunia Allah
karena dia tetap memiliki pergaulan dengan Allah. Begitu juga dengan kita,
orang berdosa yang telah ditebus oleh Yesus Kristus, kasih karunia Allah bisa
menjadi bagian kita jikalau kita memiliki pergaulan dengan Allah.